Muharram berasal dari kata yang artinya 'diharamkan' atau 'dipantang', yaitu dilarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Tanggal 1 Muharram adalah hari Tahun Baru dalam agama Islam. Untuk memperingati 1 Muharram 1443 Hijriyah, tidak ada salahnya saling mengirim pesan selamat dan saling mendoakan sesama muslim, terlebih saat pandemi
Masyarakat Jawa punya cara masing-masing memperingati sebuah momen yang pada dasarnya tak hanya sebuah pergantian tahun semata. Akar Kesakralan Mitos Malam 1 Suro Muhammad Solikhin dalam Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa (2010) berpandangan, faktor terpenting yang menyebabkan bulan Suro dianggap sakral adalah budaya keraton. Ia menulis
Dalam kalender penanggalan Jawa, 1 Muharram juga selalu dibarengi dengan peringatan malam 1 Sura/Suro. Menurut kepercayaan setempat, malam 1 Suro dikenal sakral dan penuh aura mistis.
Namun, jika berdasarkan penanggalan kalender Hijriah, 1 Suro jatuh pada 1 Muharram. Baca Juga: Mitos dan Larangan di Bulan Suro Bagi Orang Jawa, Awas Kena Sial. Biasanya 1 Suro akan diperingati saat malam hari setelah magrib pada hari sebelum tanggal satu atau yang biasa disebut sebagai malam 1 suro.
Kini, malam 1 suro dipercaya sebagai datangnya Aji Saka ke Pulau Jawa yang dapat membebaskan rakyat dari genggaman makhluk gaib. Bukan hanya dipercaya membawa berkah, malam 1 suro juga dianggap membawa sial bagi mereka yang melanggar pantangan menurut kepercayaan setempat.
Melansir Tribun Jakarta dalam artikel berjudul Besok Tahun Baru Islam 1443 H, Apa Bedanya Malam 1 Suro dan 1 Muharram?. Sebagaimana dicatat Muhammad Solikhin dalam Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa (2010), kata “Suro” sendiri berasal dari bahasa Arab “Asyura” yang artinya sepuluh.
DW44.
kata kata jawa malam 1 suro