Pada akhir tahun fiskal sebelum akun-akun disesuaiakan. Piutang memiliki saldo Rp 200.000.000 dan penyisihan piutang tak tertagih memiliki saldo kedit sebesar Rp 2.500.000. Jika estimasi piutang tak tertagih dibuat dengan menentukan umur piutang, yaitu sebesar Rp 8.500.000, maka jumlah beban piutang tak tertagih adalah: (a). Rp 2.500.000 (b).
Hutang secara terminologi adalah memberikan harta kepada orang yang akan memanfaatkannya dan mengembalikan ganti rugi dikemudian hari (Abdullah bin . Muhammad ath-Thayyar, 2009: 152). Sedangkan menurut . Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, hutang adalah . penyediaan dana atau tagihan antar lembaga keuangan syariah
Pemasok tidak memungut tambahan biaya atau bunga atas pembayarannya. Terjadinya utang dagang atau account payable melalui beberapa proses: membeli pesanan barang/jasa, menerima pesanan barang/jasa, dan membayar tagihan atau invoice ke pemasok atau vendor. 1. Membeli Pesanan Barang/Jasa.
Hutangpiutang yang telah terjadi telah dibayar dan dilunasi. Barang gadai keluar dari kekuasaan pemberi gadai, yaitu bukan lagi menjadi hak milik pemberi gadai. Para pihak tidak melaksanakan yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing. Barang gadai tetap dibiarkan dalam kekuasaan pemberi gadai ataupun yang kembalinya atas kemauan yang berpiutang.
10 Format pada Surat Perjanjian Hutang Piutang. Ada 10 ketentuan dasar yang harus ada dalam perjanjian pinjaman, yaitu: 1. Identitas Para Pihak yang Terlibat. Nama pemberi pinjaman dan peminjam harus disebutkan. Adalah umum untuk juga menyertakan alamat masing-masing pihak. 2.
Demikian itu karena ayat yang berkenaan dengan gadai itu menjelaskan posisi utang piutang barang dagangan, dan menurut mereka, itu transaksi pesanan. Menurut madzhab Maliki dibolehkan mengambil gadai pada salam hutang, ghashab harga barang-barang konsumsi, denda tindak kriminal pada harta benda, serta pada tindak penganiayaan secara sengaja
W83vfK. Home » Islam Penulis Taufiq F Ditayangkan 10 Oct 2019 Hutang piutang - Image from piutang secara umum merupakan uang yang dipinjam dari orang lain dan yang dipinjamkan kepada orang lain. Hutang piutang dalam islam artinya memberikan sejumlah uang atau barang kepada seorang yang orang yang mungkin tidak bisa menghindari yang namanya hutang piutang. kebutuhan dan kekuatan finansial memaksakan kita untuk berhutang. Tidak juga terjadi pada orang kurang mampu namun terjadi juga pada orang yang mampu. Rasanya hampir semua orang mampu memiliki hutang. Sedangkan untuk hutang piutang dan harus disertai tambahan saat pelunasan hukumnya bagaimana? Islam membolehkan hutang piutang namun ada ketentuan-ketentuan dan adab yang berlaku Untuk itu wajib baca akan membahas mengenai hutang piutang menurut islam berikut ini Hutang Piutang Hutang sendiri adalah kewajiban yang harus ditunaikan kepada pihak lain. Hutang merupakan janji dan janji adalah hutang. Itulah arti sederhana dari hutang. Pemilik hutang adalah orang yang memiliki untuk piutang adalah orang yang memiliki hak atas adanya kewajiban dari pihak lain. Sederhananya, piutang adalah lawan makna dari hutang. Pemilik piutang adalah pihak yang memiliki hak yang belum ditunaikan oleh pemilik syariat islam, hutang piutang adalah suatu bahasan muamalah transaksi non ritual ibadah. Dalam logika fikih muamalah, berlaku kaidah boleh melakukan apa saja sampai ada dalil larangannya. Inilah prinsip utama yang harus dipahami sebelum membahas hutang pelarangannya akan dijelaskan pada hukum hutang piutang dalam islam berikut Hutang Piutang Dalam Al QuranHukum hutang piutang sangat fleksibel artinya tergantung bagaimana situasi dan keadaan yang terjadi. Dalam agama islam, disebutkan dari beberapa dalil tentang hukum hutang piutang dan selama bertujuan baik untuk membantu atau mengurangi kesusahan maka hukumnya jaiz atau firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 245 yang artinya “ Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik menafkahkan hartanya dijalan Allah, maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan rezeki dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.” QS Al-Baqarah [2] 245Bahkan di jaman sekarang ini, banyak orang yang memanfaatkan hutang piutang dengan mengambil riba, hukum riba dalam islam sangat di haramkan karena tidak sesuai dengan syari'at islam. Hukum riba dalam islam yang perlu anda ketahui Baca Pengertian Riba dan Macam-Macam Riba serta Hukumnya yang Wajib Muslim Tahu Bahkan Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 275 yang artinya “….Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba….” QS Al-Baqarah [2] 275Dan Allah juga berfirman dalam surat Ali-Imran ayat 130 artinya“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba…” QS Ali-Imran [3] 130Berhutang sendiri bukan merupakan dosa dan bukan perbuatan yang tercela, jika seseorang yang berhutang tersebut menggunakan apa yang di hutangnya sesuai dengan kebutuhannya. Namun, dalam hal ini islam juga tidak membenarkan untuk gemar berhutang dan tidak mengendalikan diri untuk selalu berhutang. Sebelum gemar menghutang anda perlu memahami hukum tidak membayar hutang Baca Awas!! Menunda-Nunda Membayar Hutang, Perbuatan yang Sangat di Benci AllahKarena hal ini akan mengarahkan kepada perbuatan mungkar. Dan orang yang terlilit hutang secara otomatis akan menjadi orang yang ingkar janji dan selalu Hutang Piutang Berikut ini adab melakukan hutang piutang dalam islam yang dapat anda pahamiDi adakan perjanjian hitam di atas putih atau tertulis serta adanya saksi yang bisa yang memberikan hutang atau pinjaman tidak menerima keuntungan atas apa yang telah yang berhutang berniat melunasi hutangnya dan harus membayar hutangnya dengan cara yang benar yaitu membayar dengan harta atau benda yang salam halalnya dengan apa yang pada seseorang yang mempunyai penghasilan yang halal dan orang tersebut merupakan orang yang hutang piutang yang disertakan dengan jual ada keterlambatan dalam melunasi hutang maka beritahukanlah pihak yang memberikan harta pinjaman dengan baik dan yang memberikan pinjaman boleh menangguhkan hutang apabila pihak yang berhutang memiliki kesulitan dalam melunasi hutang piutang ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan hutang, dibawah ini penjelasannyaSyarat Hutang Piutang Dalam IslamBenda atau harta yang dijadikan hutang bersifat jelas dan murni serta merupakan sesuatu yang halalSi peminjam atau pihak yang berhutang berniat untuk mendapatkan ridho Allah dengan menggunakan hutangnya secara baik dan yang memberikan pinjaman atau hutang tidak akan mengungkit-ngungkit permasalahan hutang piutangnya serta tidak akan menyakiti sesorang yang diberi pinjaman atau yang memberikan riba atau tidak memberi keuntungan atas barang atau uang yang dihutangkan kepada pihak yang memberikan hutang piutang, juga ada bahaya yang disebabkan oleh kegiatan tersebut. Karena hutang bisa dikatakan merupakan hal yang sangat sensitif antara hubungan manusia yang satu dengan yang islam memperbolehkan hutang piutang dalam kehidupan namun dengan adab-adab yang sudah disebutkan di atas. Berikut bahaya kebiasaan Kebiasaan Berhutang1. Dapat menyebabkan stressSeseorang yang berhutang sudah pasti akan mengalami stress dan akan merasakan ketidaknyamanan dalam kesehariannya. Ketika seseorang memutuskan untuk berhutang sudah pasti dia akan memikirkan hutangnya. Bagaimana cara melunasinya dan Dapat merusak akhlakOrang yang memiliki kebiasaan berhutang maka akhlaknya akan rusak. Sebagai umat islam hendaknya tau mengenai akhlak dalam islam. Sebagaimana sabda Rasulullah berikut ini“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba…” QS Ali-Imran [3] 130Untuk lebih memahami akhlak dalam islam Baca Hadist Tentang Akhlak yang Bisa Dijadikan Pedoman Hidup Menuju Kebaikan3. Mendapatkan hukuman seperti seorang pencuriJika berhutang kemudian dapat melunasinya, maka itu adalah perbuatan yang baik dan termasuk adab berhutang. Pahamilah bahaya hutang dalam islam dampaknya bisa fatal bagi diri si orang yang terlibat berhutang ketahui bahaya hutang dalam islam Baca Bahaya Berhutang Itu Tidak Hanya Di Dunia Tapi dibawa Sampai Akhirat !Lalu bagaimana dengan orang yang tidak dapat melunasi hutangnya bahkan tidak berniat melunasinya? Sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah maka orang tersebut akan mendapatkan hukum layaknya seorang pencuri. “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba…” QS Ali-Imran [3] 1304. Jika dia meninggal jenazahnya tidak akan dishalatkanPada zaman Rasulullah SAW, saat itu ada seseorang yang meninggal dengan meninggalkan hutang yang belum terbayarkan serta tidak menyisakan sedikitpun hartanya untuk melunasi kasus yang demikian maka beliau tidak menshalatkan jenazah orang tersebut hingga datang salah satu sahabat yang mau melunasi hutang jenazah yang bersangkutan. Baru kemudian beliau menshalatkan jenazah Tidak akan terampuni dosanya sekalipun meninggal dalam keadaan syahidSeseorang yang memiliki hutang dan tidak bisa atau bahkan tidak berniat melunasinya maka dosanya tidak akan diampuni oleh Allah SWT, sekalipun orang itu telah meninggal dalam keadaan syahid. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba…” QS Ali-Imran [3] 130Demikianlah penjelasan mengenai hutang piutang menurut islam yang dapat disampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat untuk kita semua. islam hutang piutang hutang piutang dalam islam hutang piutang adalah hutang piutang menur
Mengenal Piutang Dagang beserta Cara Menghitungnya Piutang dagang adalah uang yang harus dibayarkan kepada perusahaan untuk barang atau jasa yang dikirim atau digunakan tetapi belum dibayar oleh pelanggan. Piutang dagang dicatat di neraca sebagai aset lancar. Piutang dagang adalah sejumlah uang yang terutang oleh pelanggan untuk pembelian yang dilakukan secara kredit. Piutang dagang mengacu pada faktur terutang yang dimiliki perusahaan atau uang yang harus dibayar klien kepada perusahaan. Frasa mengacu pada akun yang berhak diterima oleh bisnis karena telah mengirimkan produk atau layanan. Piutang mewakili jalur kredit yang diberikan oleh perusahaan dan biasanya memiliki persyaratan yang mengharuskan pembayaran jatuh tempo dalam periode waktu yang relatif singkat. Biasanya berkisar dari beberapa hari hingga tahun fiskal atau kalender. Perusahaan mencatat piutang sebagai aset di neraca mereka karena ada kewajiban hukum bagi pelanggan untuk membayar hutang. Selanjutnya, piutang merupakan aktiva lancar, artinya saldo piutang tersebut jatuh tempo kepada debitur dalam satu tahun atau kurang. Jika perusahaan memiliki piutang, ini berarti telah melakukan penjualan secara kredit tetapi belum menagih uang dari pembeli. Pada dasarnya, perusahaan telah menerima IOU jangka pendek dari kliennya. Ketika sebuah perusahaan memberikan kredit kepada pelanggan, penjualan direalisasikan ketika faktur dibuat. Perusahaan dapat memperpanjang tenor waktu kepada pelanggan untuk membayar jumlahnya. Tenor waktu tersebut dapat bervariasi dari 30 hari hingga beberapa bulan. Namun, ketika sebuah perusahaan berutang kepada pemasoknya, ini adalah hutang dagang. Hutang dagang adalah kebalikan dari piutang. Sebagai ilustrasi, piutang adalah ketika Perusahaan A membersihkan karpet Perusahaan B dan perusahaan A mengirimkan tagihan untuk layanan tersebut. Perusahaan B berhutang uang kepada mereka, sehingga mencatat faktur di kolom hutang dagangnya. Perusahaan A sedang menunggu untuk menerima uang dari piutang sehingga mencatat tagihan di kolom piutang. Piutang merupakan aspek penting ketika menilai dan menganalisa fundamental bisnis. Piutang merupakan aset lancar sehingga mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendek tanpa tambahan arus kas. Analisis fundamental sering mengevaluasi piutang dalam konteks perputaran atau rasio perputaran piutang yang mengukur berapa kali perusahaan telah mengumpulkan saldo piutangnya selama periode akuntansi. Contoh piutang dagang termasuk perusahaan listrik yang menagih kliennya setelah klien menerima listrik. Perusahaan listrik mencatat piutang untuk faktur yang belum dibayar saat menunggu pelanggannya membayar tagihan mereka. Aplikasi e-Billing Klikpajak untuk kemudahan pembayaran pajak secara online. Terintegrasi dengan fitur perpajakan online lainnya. Sebagian besar perusahaan beroperasi dengan mengizinkan sebagian dari penjualan mereka dilakukan secara kredit. Terkadang, bisnis menawarkan kredit kepada pelanggan yang loyal. Praktik ini memungkinkan pelanggan untuk menghindari kerumitan melakukan pembayaran secara fisik saat setiap transaksi terjadi. Dalam kasus lain, bisnis biasanya menawarkan semua klien membayar setelah menerima layanan. Penagihan piutang dagang juga berkaitan dengan arus kas perusahaan untuk menjaga uang tunai atau aset yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga kedepannya akan memberikan efek positif terhadap catatan keuangan perusahaan dan berguna untuk banyak hal. Fungsi Manajemen Piutang Adapun fungsi manajemen piutang dapat dilihat melalui empat fungsi utamanya yaitu Perencanaan – Merencanakan anggaran atau pos apa saja menggunakan pembayaran kredit Pengorganisasian – Menciptakan kebijakan atau prosedur penagihan piutang agar berjalan secara efektif. Penerapan atau pengarahan – menerapkan kebijakan atau aturan yang telah dibuat sehingga perusahaan mampu mengetahui mana piutang tertagih dan tidak tertagih. Pengawasan – Perusahaan mampu mengevaluasi kebijakan piutang yang telah dijalankan. Apakah pengelolaan piutang berjalan efektif atau justru merugikan. Tujuan Manajemen Piutang Pengelolaan atau manajemen piutang dilakukan agar perusahaan terhindar dari risiko-risiko yang berasal dari pemasukan kredit seperti Seluruh piutang tidak tertagih. Risiko yang terjadi apabila jumlah piutang tidak dapat tertagih sama sekali. Misalnya kurang pengawasan, salah memilih pelanggan dan potensi lainnya seperti adanya kondisi negara yang tidak stabil. Piutang yang tidak dibayarkan sebagai piutang. Hal ini akan berpengaruh langsung pada pencatatan keuangan yang berakibat mengurangi laba perusahaan. Pelunasan piutang lewat jatuh tempo. Hal ini mampu menimbulkan beban tambahan pada perusahaan yang jika dilakukan berulang maka bisa merugikan perusahaan. Perputaran piutang yang rendah pada modal yang dapat mengakibatkan modal yang tertanam dalam piutang semakin besar dan berakhir pada tidak produktifnya modal kerja. Adanya kecurangan seperti kegagalan penagihan piutang karena pelanggan yang tidak bertanggungjawab atau pencurian kas. Kesalahan teknis baik dalam hal penagihan maupun pemasukan data. Data pelacakan piutang hilang atau rusak. Kinerja SDM penagih piutang yang buruk. Kebijakan Manajemen Piutang Seperti yang telah dibahas sebelumnya, manajemen piutang mampu mengontrol siklus piutang mulai dari terjadinya piutang hingga penagihan sehingga tidak mengganggu aliran kas perusahaan. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam penerapan manajemen piutang yaitu sebagai berikut. 1. Analisis Standar Kredit Standar kredit merupakan kualitas minimal yang digunakan untuk menilai apakah peminjam layak untuk diberikan kredit atau pinjaman. Dengan menentukan standar kredit, perusahaan bisa menentukan besaran pemberian kredit serta jangka waktu yang diberikan untuk melakukan pelunasan. Ada beberapa versi kriteria dalam menganalisis standar kredit yaitu 5C, 5P, dan 3R. Adapun analisis standar kredit 5C sebagai berikut Characteristic Perilaku pemohon pinjaman yang meliputi kejujuran, keterbukaan, pengalaman dalam meminjam, dan perilaku umum lainnya. Capability Kemampuan pemohon pinjaman dalam mengelola usahanya. Capital Utang yang diberikan bukan satu-satunya sumber daya. Namun pemohon juga harus memiliki modal. Collateral Pemohon harus bisa memberikan jaminan pinjaman. Condition Keadaan yang terjadi ketika adanya transaksi atau permohonan piutang baik secara makro maupun mikro. Sedangkan analisis 5P meliputi Party Pengelompokan calon pemohon pinjaman. Purpose Tujuan pemohon pinjaman. Apa yang akan dilakukan dan digunakan dari dana pinjaman tersebut. Prospect Memprediksi efektivitas hasil dari pinjaman yang diberikan. Protection Adanya perlindungan atau jaminan atas aset atau uang yang dipinjamkan. Payment Menganalisis apakah kredit yang dipinjamkan mampu dikembalikan atau tidak. Di sisi lain, prinsip analisis kredit 3R dijabarkan lebih sederhana namun cukup menggambarkan aspek-aspek sebelumnya yaitu Return Tingkat keberhasilan dari aktivitas piutang baik bagi peminjam maupun pemohon pinjaman. Repayment Kemampuan pemohon pinjaman untuk melunasi pinjamannya. Risk Kemampuan pemohon dalam menanggung risiko apabila tidak mampu mengembalikan hutangnya. 2. Persyaratan Kredit Persyaratan kredit yang dimaksud adalah meliputi ketentuan-ketentuan yang dibuat perusahaan dalam mengelola piutangnya. Syarat kredit meliputi penentuan periode kredit, potongan tunai, penetapan bunga dan syarat-syarat lain yang diberikan kepada pemohon pinjaman. Umumnya, syarat kredit sangat dipengaruhi dengan jenis usaha yang dijalankan, bentuk kerjasama, kondisi kreditur maupun debitur, nilai ekonomis produk, dan sifat relatif lainnya. 3. Kebijakan Penagihan Kebijakan penagihan utang sangat didasari oleh kebijakan kredit yang telah disepakati misalnya jumlah pinjaman yang diterima, periode kredit, dan persyaratan khusus lainnya. Perusahaan harus jeli dalam menentukan kebijakan penagihan pinjaman. Mulai dari media penagihan apakah melalui email, penagihan langsung, atau melalui agen. Satu hal yang perlu diingat dalam menentukan kebijakan penagihan adalah strategi dalam penagihan itu sendiri. Misal, jika perusahaan terlalu agresif kepada peminjam dalam hal ini konsumen, bukan hal yang tidak mungkin apabila mereka akan beralih ke pesaing bisnis. Dalam hal pinjaman karyawan misalnya, kebijakan pinjaman yang berbelit dan membebankan menyebabkan perusahaan kehilangan karyawan terbaiknya dan mungkin akan memengaruhi kinerja perusahaan secara langsung. 4. Mengandalkan Pihak Ketiga Kebijakan terakhir bukanlah prinsip utama yang bisa dilakukan untuk mengefisiensi manajemen piutang perusahaan. Namun di dalam persaingan yang semakin ketat dan sangat volatile mengandalkan pihak ketiga merupakan pilihan terbaik. Pihak ketiga yang dimaksud adalah pihak di luar perusahaan yang membantu mengelola piutang perusahaan misalnya adalah menggunakan layanan teknologi keuangan atau konsultasi dengan konsultan bisnis. Mengandalkan pihak ketiga adalah investasi jangka panjang yang paling efektif dalam mengelola keuangan terutama piutang perusahaan. Misalnya, Anda bisa menggunakan teknologi pengolahan akuntansi dan keuangan untuk memangkas birokrasi penagihan dan pemberian piutang, pemantauan, hingga kemudahan pengolahan data. Selain menggunakan teknologi, perusahaan juga bisa mengandalkan konsultan bisnis untuk mengatur keuangan terutama piutang secara efektif. Melalui konsultan bisnis, perusahaan bisa mendapatkan konsultasi secara efektif mengenai pengelolaan keuangan baik yang terjadi saat ini dan proyeksi masa depan. Penilaian dan Pelaporan Untuk tujuan pelaporan, piutang dinilai sebesar jumlah yang diharapkan sanggup diterima. Jumlah ini belum tentu sama dengan jumlah yang secara formal tercantum dalam piutang mungkin saja piutang tersebut nanti tidak sanggup dibayar oleh pelanggan. Dan jikalau piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih akan dicatat sebagai beban. Dengan dasar evaluasi ini, piutang dilaporkan sebesar uang yang diharapkan akan diterima dari piutang yang bersangkutan. Walaupun telah dinilai sebesar jumlah bersihnya setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih namun biasanya jumlah kedua tersebut tetap disajikan. Akun piutang tak tertagih merupakan akun kontra contra account. Walaupun saldo normal akun ini ialah kredit tetapi disajikan sebagai pengurang atas akun aktiva yang bersangkutan. Di neraca piutang dagang disajikan secara terpisah dengan piutang lain-lain. Akan tetapi apabila ada pos piutang lain-lain yang secara individu jumlahnya cukup besar, maka pos tersebut disajikan tersendiri. Piutang dagang pada umumnya digolongkan dalam kategori aktiva lancar. Masalah Akuntansi Yang Berhubungan Dengan Piutang Dagang Terkadang piutang dagang menimbulkan suatu masalah yang berhubungan dengan akuntansi. Masalah tersebut adalah sebagai berikut Pengakuan Piutang Dagang Piutang dagang dapat diakui atau dicatat ketika perusahaan mendapatkan piutang dagang tersebut dengan cara melakukan transaksi penjualan kredit, terjadinya potongan harga dan retur, dan terdapat pelunasan piutang dagang oleh perusahaan. Penilaian Piutang Dagang Berdasarkan prinsip akuntansi Indonesia, piutang dagang harus tercatat dan dilaporkan pada neraca sebesar nilai kas bersih neto yang dapat diperoleh dengan jumlah piutang sesudah dikurangi cadangan kerugian piutang Tak tertagih. Pengalihan Piutang Dagang Pengalihan piutang adalah ketika perusahaan mengalihkan piutang usaha yang ada kepada pihak lain seperti bank, lembaga keuangan dan pegadaian piutang yang tujuannya mempercepat penerimaan kas dari piutangnya. Terdapat beberapa alasan perusahaan untuk menjual atau mengalihkan piutangnya yakni Kondisi atau keadaan perusahaan sedang mengalami kesulitan dalam mendapatkan pinjaman dan tingginya tingkat bunga menjadikan sebab perusahaan harus merubah piutang yang ada menjadi kas. Penagihan piutang pelanggan biasanya membutuhkan waktu yang dapat dibilang lama dan kadang juga memerlukan biaya, hal ini menjadikan perusahaan memilih menerima kas yang lebih kecil daripada kas yang sebenarnya. Jenis-Jenis Piutang Dagang Terdapat beberapa jenis piutang dagang, antara lain Wesel Tagih Wesel tagih atau notes receivables ini dikuatkan oleh janji formal dengan tertulis sebagai pembayaran. Piutang Usaha Piutang usaha atau accounts receivables merupakan piutang dagang yang tidak memperoleh jaminan rekening terbuka. Piutang dagang merupakan sebuah perluasan kredit jangka pendek terhadap pelanggan. Pembayaran dapat dilakukan ketika jatuh tempo dalam 30-90 hari. Metode Pencatatan Piutang Dagang Berikut metode pencatatan piutang dagang Debitkan Piutang Dagang ketika mengirimkan faktur kepada pelanggan. Kreditkan Piutang Dagang ketika menerima pembayaran faktur dari pelanggan. Pada saat perusahaan menjual barang/jasa kepada pelanggan, segera buatkan faktur yang tertera nominal total harga barang/jasa yang kita berikan dan juga jangka waktu pembayaran yang telah disepakati dengan pelanggan misal 30 hari. Ketika perusahaan memberikan faktur tersebut, maka nominal pembayaran didebitkan di piutang dagang Account Receivable dan dikreditkan pada persediaan Inventory. Pembayaran pajak online menjadi lebih mudah menggunakan aplikasi e-Billing dari Klikpajak. Terintegrasi dengan fitur perpajakan online lainnya. Kemudian, pada saat pelanggan melakukan pembayaran tunai sebelum masa jatuh tempo kepada perusahaan, maka jumlah nominal didebitkan di Kas Cash dan dikreditkan pada piutang dagang Account Receivable. Dengan pencatatan ini, maka perusahaan dapat melihat saldo Piutang Dagang untuk setiap pelanggan. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Terdapat dua cara untuk menaksir jumlah penyisihan untuk piutang tak tertagih yaitu Berdasarkan saldo piutang dan menurut saldo penjualan. 1. Penyisihan atas Dasar Saldo Piutang Penyisihan piutang tak tertagih yang didasarkan atas saldo piutang sanggup dilakukan dengan jalan tetapkan suatu persentase terhadap saldo piutang. Biasanya saldo yang digunakan ialah rata-rata antara saldo piutang awal dan selesai periode. Contohnya Saldo piutang pada tanggal 1 Januari 2017 ialah Rp dan saldo piutang pada tanggal 31 Desember 2017 ialah Rp dan penyisihan piutang tak tertagih sebesar 3% dari saldo rata-rata piutang. Penyisihan piutang tak tertagih pada tanggal 31 Desember 2017 adalah… Jumlah penyisihan sebesar Rp 315 ini harus muncul di neraca sebagai saldo pos penyisihan piutang tak tertagih. Jumlah inilah yang dikurangkan ke akun piutang dagang untuk memperoleh nilai piutang yang diharapkan sanggup diterima. Untuk memilih jumlah yang dicatat sebagai beban, perlu diperhatikan saldo awal pos penyisihan piutang tak tertagih. Apabila sebelumnya akun penyisihan bersaldo kredit sebesar Rp 145, maka beban piutang tak tertagih selama tahun 2017 ialah Rp 315 – Rp 145 = Rp 170. Seperti yang terlihat dibawah ini Ayat Jurnal pembiasaan yang perlu dibentuk tampak sebagai berikut D Beban piutang tak tertagih Rp 170 K Penyisihan piutang tak tertagih Rp 170 Setelah adanya ayat jurnal pembiasaan tersebut diatas akun penyisihan piutang tak tertagih akan bersaldo Rp 315, jumlah yang memang dikehendaki pada selesai tahun. Akun beban piutang tak tertagih akan bersaldo Rp 170. Sebaliknya apabila sebelum ayat jurnal penyesuaian, akun penyisihan piutang tak tertagih bersaldo debit sebesar Rp 57 maka beban piutang tak tertagih adalah Rp 315 + Rp 57 = Rp 372. Ayat jurnal pembiasaan yang harus dibentuk adalah sebagai berikut Ayat jurnal pembiasaan yang harus dibentuk adalah sebagai berikut D Beban piutang tak tertagih Rp 372 K Penyisihan piutang tak tertagih Rp 372 Setelah adanya ayat jurnal pembiasaan diatas akun penyisihan piutang tak tertagih akan bersaldo Rp 372. Di samping menurut rata-rata saldo piutang pada awal dan selesai periode, penyisihan piutang tak tertagih juga sanggup dihitung atas dasar persentase tertentu, terhadap golongan umur piutang pada selesai periode. 2. Penyisihan Atas Dasar Saldo Penjualan Perhitungan penyisihan piutang tak tertagih dengan cara ini dilakukan dengan tetapkan suatu persentase tertentu terhadap penjualan. Sedapat mungkin angka penjualan yang digunakan ialah penjualan kredit. Akan tetapi, apabila untuk memperoleh angka tersebut dibutuhkan terlalu banyak waktu dan biaya maka persentase sanggup juga didasarkan atas total penjualan. Kalau perbandingan antara penjualan tunai dan penjualan kredit tidak banyak mengalami perubahan, hasil yang diperoleh akan cukup memuaskan. Contohnya, penjualan kredit higienis selama tahun 2017 berjumlah Rp dan administrasi perusahaan tetapkan bahwa penyisihan dihitung sebesar ¼% dari penjualan. Piutang tak tertagih selama tahun 2017 dihitung sebagai berikut ¼% X Rp = Rp 426. Dalam metode persentase penjualan, jumlah ini merupakan beban piutang tak tertagih yang harus dicatat dalam acara tahun berjalan. Ayat jurnal penyesuaiannya sebagai berikut D Beban piutang tak tertagih Rp 426 K Penyisihan piutang tak tertagih Rp 426 Dalam metode persentase penjualan, beban piutang tak tertagih tidak dipengaruhi oleh saldo akun penyisihan sebelum adanya ayat jurnal penyesuaian. Dalam metode persentase saldo piutang, jumlah beban piutang tak tertagih ditentukan olehnya. Apabila sesudah beberapa waktu terlihat bahwa saldo penyisihan piutang tak tertagih menjadi terlampau besar, oleh sebab jumlah yang betul-betul dihapuskan lebih kecil, maka persentase yang diterapkan mungkin perlu direvisi.
Utang piutang adalah kegiatan ekonomi yang lekat dengan kehidupan masyarakat kita. Manfaat dari utang piutang adalah tolong menolong antar manusia. Saat ini, utang piutang bukan hanya untuk keperluan mendesak tetapi juga untuk mengembangkan usaha. Karena rentan terkena masalah, utang piutang memiliki landasan hukum. Hukum utang piutang ini membantu mencegah terjadinya masalah di masa mendatang serta membantu menyelesaikan masalah utang yang sedang terjadi. Permasalahan yang sering terjadi antara lain, saat peminjam mangkir dari pembayaran. Permasalah juga bisa datang saat pemberi pinjaman melakukan penagihan paksa. Jika dihadapkan dengan kasus utang piutang macet, bagaimana kamu menyikapinya? Apakah kamu bisa melaporkan debitur kepada pihak polisi untuk mendapatkan uang kamu kembali? Cari tahu jawabannya di bawah ini. Tapi sebelumnya, kita bahas dulu pengertian utang piutang. Pengertian utang dan piutang Pengertian utang dan piutang Utang atau kata tidak bakunya, hutang adalah pinjaman sejumlah dana. Pelaku yang meminjam disebut dengan peminjam atau debitur. Sementara piutang adalah memberi pinjaman. Orang yang memberi pinjaman ini disebut juga sebagai kreditur. Utang piutang timbul dengan perjanjian bahwa orang yang berutang akan mengembalikan uang tersebut dalam jumlah dan periode yang sudah ditentukan. Karena itu, utang adalah kewajiban. Jika kewajiban pembayaran ini tidak dilakukan tepat waktu atau tempat jumlah, maka disebut sebagai utang macet. Utang macet akan membawa permasalahan. Bagi debitur, gagal bayar akan membawa dampak buruk. Pertama, dia akan menyandang status debitur macet. Kedua, utang akan makin menumpuk, apalagi dengan bunga yang terus berjalan dan denda. Ketiga, debitur macet berpeluang terkena penagihan paksa dan sita jaminan oleh kreditur Sementara bagi kreditur, piutang macet akan mengganggu arus kas sehari-hari atau operasional harian. Jika kreditur tidak hati-hati memberikan piutang, maka risiko piutang macet bisa sampai membuat bangkrut karena uang yang dipinjamkan tidak kembali. Hukum hutang piutang Hukum utang piutang Di Indonesia, hukum utang piutang yang digunakan untuk menyelesaikan masalah adalah hukum perdata. Hukum perdata diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata. Namun, jika ada indikasi penipuan, barulah permasalahan ini bisa dibawa ke ranah pidana. Aturan mengenai pidana diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP. Permasalahan utang piutang haruslah diselesaikan terlebih dulu dengan jalur perdata. UU Nomor 39 tentang Hak Asasi Manusia, menyebutkan, “tidak seorangpun atas putusan pengadilan boleh dipidana penjara atau kurungan berdasarkan atas alasan ketidakmampuan untuk memenuhi suatu kewajiban dalam perjanjian utang piutang”. Dengan demikian, kamu tidak bisa mempolisikan seseorang karena mereka tidak membayar utang. Jika ingin ganti rugi dari debitur tersebut, harus diurus lewat acara perdata di pengadilan. Jalur hukum juga harus ditempuh karena kreditur tidak boleh main hakim sendiri terhadap debitur macet, meskipun ada indikasi debitur nakal. Kreditur tidak boleh melakukan kekerasan dalam penagihan utang atau menyita paksa barang-barang debitur. Alih-alih mendapatkan kembali uangnya, kreditur malah bisa dilaporkan ke polisi karena tindakannya. Pasal yang bisa dikenakan antara lain pasal 362 KUHP untuk pencurian, dan pasal 365 KUHP untuk pencurian yang disertai kekerasan atau ancaman kekerasan. Karena itu, kamu bisa mengajukan gugatan untuk acara perdata kepada pengadilan untuk menagih utang dari debitur sesuai dengan hukum utang piutang yang berlaku di Indonesia. Hukum Perdata Jika terjadi masalah gagal bayar oleh debitur, kreditur bisa membawa kasus ini ke ranah perdata. Ada beberapa unsur utang piutang yang diatur dalam KUH Perdata. 1. Adanya kesepakatan atau perjanjian Apa itu kesepakatan atau perjanjian? pasal 1313 KUH Perdata menjelaskan, suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Nah, untuk mengajukan gugatan utang macet, haruslah ada unsur kesepakatan atau perjanjian yang dilanggar. Dalam pasal 1320 KUH Perdata disebutkan, ada empat syarat bahwa perjanjian sah. - Sepakat mereka mengikatkan dirinya - Kecakapan untuk membuat suatu perikatan - Suatu hal tertentu - Suatu sebab yang halal 2. Ada aktivitas pinjam meminjam Pinjam meminjam juga diatur dalam Pasal 1754 KUH Perdata, yang menyebutkan pinjam meminjam adalah perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain, satu jumlah tertentu, barang-barang yang menghabis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula. 3. Ada cidera janji Ketika debitur tidak dapat membayar, maka keadaan tersebut dapat dianggap sebagai wanprestasi. Pasal 1328 KUH Perdata menyatakan, si pengutang dinyatakan lalai atau cidera janji apabila dengan surat perintah atau dengan akta sejenis somasi atau berdasarkan perikatannya sendiri dianggap lalai karena telah lewat dari waktu yang ditentukan. 4. Kewajiban debitur mengganti rugi Seperti disebutkan di atas, debitur yang gagal bayar dapat menimbulkan kerugian bagi kreditur. Karena itu, debitur wajib memberikan ganti rugi atas wanprestasi atau cidera janji yang dilakukannya. Pasal 1365 KUH Perdata menyebutkan, setiap perbuatan melawan hukum, yang oleh karenanya menimbulkan kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya menyebabkan kerugian itu, mengganti kerugian. Nah, untuk menagih utang macet ini, kreditur dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan terlebih dahulu. Nanti, pengadilan dalam amarnya menentukan, apakah debitur melakukan wanprestasi atau tidak. Kreditur juga wajib mencantumkan besaran ganti rugi yang diminta secara jelas di dalam gugatan karena pengadilan tidak menetapkannya untuk debitur. Contoh Kasus Utang Piutang - Bapak A meminjamkan sejumlah uang kepada Bapak B dengan perjanjian tertulis tetapi tanpa disaksikan notaris. Dalam kesepakatan tertulis, Bapak B berjanji mengembalikan uang tersebut dalam waktu satu tahun. Namun, setelah jatuh tempo, Bapak B tidak kunjung mengembalikan uang. Meski sudah ditagih berkali-kali, Bapak B tetap tidak mengembalikan utangnya. Apakah bukti tertulis bisa menjadi dasar kuat gugatan? Menurut Pasal 164 HIR/ Pasal 1866 KUH Perdata disebutkan, ada lima alat bukti yang sah dalam hukum perdata, yaitu - Surat - Saksi - Persangkaan-persangkaan - Pengakuan, dan - Sumpah Memang, surat perjanjian yang dibuat atau disaksikan notaris memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna. Tetapi, surat di bawah tangan, atau tidak ditandatangani notaris, juga memiliki kekuatan pembuktian sempurna, selama tidak dibantah atau disangkal pihak debitur. Dengan begitu, perjanjian tertulis yang sebelumnya disepakati oleh Bapak A dan Bapak B, cukup sebagai alat bukti ke pengadilan. Bagaimana jika Bapak A dan Bapak B tidak memiliki surat tertulis pinjam meminjam atau dilakukan secara lisan saja? Dalam permasalahan ini, maka Bapak A dapat menggunakan bukti lainnya untuk menunjukkan ada kesepakatan disertai dengan bukti penunjang lain seperti kuitansi dan bukti transfer uang. Seandainya tidak ada bukti penunjang, maka keterangan saksi juga dapat menguatkan adanya perjanjian utang piutang sebelumnya. Namun, minimal dua orang saksi. Karena itu, jika membuat perjanjian utang piutang, kamu harus memastikan untuk mengajak minimal dua orang lain untuk menyaksikan perjanjian lisan. Jika kamu sendirian, maka pastikan membuat surat keterangan tertulis. Jangan lupa menyimpan alat bukti yang sah seperti kuitasi dan transfer uang. Hukum Pidana Seperti dituliskan di atas, seorang kreditur baru bisa melaporkan pihak debitur kepada polisi jika ada indikasi kecurangan, penipuan, atau penggelapan. Gugatan pidana ini tidak menghilangkan hak kreditur untuk meminta ganti rugi lewat jalur pidana. Gugatan pidana bisa dilakukan setelah atau bersamaan dengan gugatan perdata. Kreditur dapat melaporkan kepada polisi atas dasar Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan yaitu memenuhi unsur sengaja, melawan hukum, memiliki barang orang lain dalam hal ini uang kreditur, dan barang tersebut dikuasai bukan karena kejahatan. Selain itu bisa dengan dugaan penipuan. Unsur penipuan dalam Pasal 378 KUHP, yaitu - memiliki tujuan menguntungkan diri sendiri dengan cara melawan hukum, - Menggunakan nama palsu, martabat palsu, dengan tipu muslihat atau rangkaian kebohongan - Menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang kepadanya, supaya memberi utang atau menghapuskan piutang. Kesimpulan Nah, demikian hukum utang piutang yang mendasari aktivitas pinjam meminjam di Indonesia. Agar terhindar dari permasalahan utang piutang di masa mendatang, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan - Membuat perjanjian utang piutang secara tertulis, lebih baik jika dibuat oleh notaris - Jika perjanjian dilakukan secara lisan, pastikan ada saksi lebih dari satu orang - Membuat dan menyimpan alat bukti yang sah seperti kuitansi dan bukti transfer uang Jika permasalahan utang berlanjut, sebagai kreditur, kamu tidak bisa melakukan penagihan dengan kekerasan atau sita jaminan paksa karena dapat menjadi bumerang bagi kamu. Cara yang bisa ditempuh yaitu - Melakukan musyawarah dan penagihan yang tidak menggunakan kekerasan - Mengajukan gugatan perdata - Melaporkan kepada polisi jika ada indikasi penipuan atau penggelapan Tapi, daripada menempuh jalur hukum untuk menggugat debitur, ada baiknya sebagai kreditur, kamu memberikan utang dengan prinsip kehati-hatian. Ini untuk menghindari kamu memberikan uang kepada debitur macet atau debitur nakal. Semoga bermanfaat.
Seperti Anda ketahui hukum hutang piutang termasuk pada kategori hukum perdata. Hutang piutang dilakukan diantara dua pihak yaitu peminjam dan yang dipinjamkan merupakan hal yang sudah lumrah kedua belah pihak itu telah melakukan perjanjian diatas kertas untuk saling mengikat. Dalam urusan ini sering kali menimbulkan konflik antara kedua belah pihak karena pihak peminjam selalu mangkir jika ditagih untuk yang dipinjamkan atau kreditur tentu saja menjadi jengkel dan akhirnya melaporkan peminjam ke pihak berwajib. Hal ini tidak salah, tidak ada peraturan menyebutkan pihak peminjam tidak dapat melaporkannya ke semua warga memiliki hak yang sama. Tetapi, ingatlah hukum tentang hutang piutang ini termasuk pada hukum perdata membuat pihak peminjam tidak bisa semudah itu Hukum Hutang Piutang Menjadi Hukum PidanaLantas bagaimana jika hukum utang piutang adalah pidana? Seperti sudah dijelaskan tadi, untuk menjadikan kasus ini menjadi hukum pidana memerlukan beberapa faktor yaitu terbukti pihak peminjam memiliki niat jahat mens rea disertai dengan perbuatan actus reus.Walaupun hukum hutang piutang termasuk ke dalam ranah perdata dan biasanya cara penyelesaiannya langsung ke pengadilan negeri. Permasalahan ini juga dapat dilaporkan pada pihak berwajib dengan tuduhan penggelapan dan berniat melakukan penipuan atau penggelapan data. Hal ini tentu saja harus disertai dengan bukti-bukti konkret juga. Sama hal nya dengan penggunaan cek kosong, penggunaan cara tersebut sudah dilarang. Sejak diterbitkannya Undang-Undang no. 17 tahun 1964 tentang larangan untuk penarikan cek terbukti melakukan penipuan, hal ini sudah berubah menjadi kasus dalam ranah pidana. Berbeda halnya jika kasus ini diselesaikan dalam hukum perdata, pihak kreditur dapat menggunakan pasal utang piutang 15 ayat 2 dan ayat 3 UU No. 42 Tahun 1999 mengenai jaminan fidusia sendiri adalah pemindahan hak kepemilikan benda dengan ketentuan benda tersebut tetap dimiliki oleh pemiliknya. Dengan kesepakatan jika peminjam tidak dapat membayarnya barang-barang tersebut akan dan Trik Terhindar dari Ancaman DipenjaraKreditur akan menagih terkadang harus menemui debitur yang sangat lambat dan selalu mangkir jika ditagih. Karena hal itu diperlukan cara menagih hutang ke orang yang susah bayar. Terkadang cara tersebut terpaksa harus menempuh jalur hukum karena debitur tetap dari cara penyelesaian kasus hutang piutang dengan benar adalah disiplin dan taat dengan janji yang dibuat. Ingatlah untuk tidak melakukan kegiatan gali lubang-tutup lubang untuk membayar hutang-hutangmu karena hal tersebut seperti lingkaran setan tidak pernah sebab itu, Anda harus mengetahui tips dan trik yang cepat dalam melunasinya agar hal tersebut tidak perlu diselesaikan melalui jalur hukum. Berikut adalah tips dan trik cepat melunasi Kenali Jenis – Jenis HutangUntuk menghindari dipenjara karena hutang harus mengetahui jenis-jenisnya terlebih dahulu. Secara umum jenis utang piutang adalah antara dua jenis hutang yaitu konsumtif dan terletak pada fungsi pinjaman uang tersebut diperuntukan untuk apa. Misal, uang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan membeli tas atau tersebut dikatakan hutang konsumtif karena membeli tas atau handphone merupakan kebutuhan membuat pengeluaran meningkat. Sedangkan yang dimaksud dengan hutang produktif adalah peminjaman dapat menaikkan jumlah penghasilan Jangan Bayar Hutang dengan Utang BaruHal ini harus sangat dihindari, gali lubang-tutup lubang hanya akan membuat lingkaran yang tidak ada habisnya. Hutang Anda pun tidak akan menghilang dan terus ada, ditambah lagi jika kreditur memasang bunga. Hindari metode pembayaran semacam ini hukum tidak membayar hutang di bank sama saja dengan membuat nama dan identitas diri anda terblokir secara otomatis di seluruh Indonesia. Untuk itu, demi menjaga nama dan identitas diri Anda tetap bersih, sebisa mungkin untuk menghindari praktik meminjam di bank untuk membayar Cari Pendapatan Tambahan Untuk Melunasi HutangKonsekuensi dari cara ini adalah Anda harus korbankan waktu diluar jam kerja biasa untuk ini. Biasanya waktu bisa dipakai adalah saat weekend. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencari pendapatan tambahan dari beberapa contoh kasus hukum perdata hutang halnya membuka usaha katering, jual barang online, dan lainnya. Hutang merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang tidak asing dalam kegiatan masyarakat. Pihak kreditur seringkali telah menyiapkan cara menagih untuk mendapatkan uangnya kembali. Pihak peminjam yang tidak mau terkena hukum hutang piutang diharuskan segera menyelesaikan hutangnya dengan disiplin dan cara Justika untuk Membantu Permasalahan AndaHutang jika tidak segera diatasi memang bisa menyebabkan permasalahan, bahkan bisa sampai ke ranah hukum. Justika bisa membantu Anda untuk bertanya atau berkonsultasi seputar permasalahan hutang piutang yang mengganggu dengan tiga layanan dari Justika!Layanan Konsultasi ChatKini, konsultasi hukum bisa lebih mudah dan terjangkau hanya dengan Rp. saja menggunakan layanan konsultasi chat dari Justika. Kunjungi laman ini dan ketik permasalahan hukum yang ingin ditanyakan pada kolom chat. Selanjutnya Anda bisa melakukan pembayaran sesuai dengan instruksi. Tunggu sesaat dan sistem akan segera mencarikan konsultan hukum yang sesuai dengan permasalahan Konsultasi via TeleponApabila fitur chat tidak mengakomodir kebutuhan, Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi via telepon dari Justika. Dengan layanan ini, Anda bisa mengobrol dengan Mitra Konsultan Hukum dengan lebih mudah dan efektif melalui telepon selama 30 hanya dengan Rp. atau Rp. selama 60 menit sesuai pilihan Anda, untuk berdiskusi lebih detail mengenai permasalahan hukum yang Konsultasi Tatap MukaIngin berdiskusi lebih lanjut? Tenang, Anda juga dapat berkonsultasi secara langsung masalah hutang piutang dengan para Mitra Advokat Justika secara lebih leluasa lewat layanan Konsultasi Tatap Muka. Adapun lama diskusi sekitar 2 jam hanya dengan Rp. saja dapat lebih apabila Mitra Advokat bersedia. Selama pertemuan, Anda dapat bercerita, mengajukan pertanyaan secara lebih bebas dan mendalam, termasuk menunjukan dokumen-dokumen yang informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah.
Wislahcom / Referensi / Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam misalnya dalam hutang piutang. Hutang piutang merupakan akad perjanjian dua orang, orang pertama disebut pemberi hutang dan orang kedua disebut penerima hutang, dengan perjanjian bahwa si penerima hutang akan membayar atau mengembalikan sesuatu yang diterimahnya. Nah bagaimana transaksi hutang piutang dalam islam? Simak penjelasan tentang Pengertian Hutang Piutang, Dasar Hukum Hutang Piutang, Hukum Hutang Piutang, Rukun dan Syarat Hutang Piutang, Ketentuan Hutang Piutang, Tambahan dalam Hutang piutang, Adab Hutang Piutang, dan Hikmah Hutang Piutang. Hutang piutang atau qard mempunyai istilah lain yang disebut dengan “dain”. Istilah “dain” ini juga sangat terkait dengan istilah “qard” yang menurut bahasa artinya memutus. Menurut terminologi Fikih, bahwa akad hutang piutang adalah memberikan sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian bahwa dia akan mengembalikan sesuatu yang diterimanya dalam jumlah yang sama dan dalam jangka waktu yang disepakati. Dasar Hukum Hutang Piutang Dasar disyariatkan ad-dain atau qard hutang piutang adalah al-Qur’an, hadits. Al-Qur’an surah al-Baqarah 2 245 “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik menafkahkan hartanya di jalan Allah, Maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Allah menyempitkan dan melapangkan rezeki dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” QS. Al-Baqarah 2 245. Hadis Rasullullah Saw “Tidak ada seorang muslim yang memberi hutang kepada seorang muslim dua kali kecuali seolah-olah dia telah bersedekah kepadanya satu kali.” HR. Ibnu Majah. Hukum Hutang Piutang Hukum asal dari hutang piutang adalah mubah boleh, namun hukum tersebut bisa berubah sesuai situasi dan kondisi, yaitu Hukum orang yang berhutang adalah mubah boleh sedangkan orang yang memberikan hutang hukumnya sunnah sebab ia termasuk orang yang menolong orang yang berhutang menjadi wajib dan hukum orang yang menghutangi juga wajib, jika peminjam itu benar-benar dalam keadaan terdesak, misalnya hutang beras bagi orang yang kelaparan, hutang uang untuk biaya pengobatan dan lain memberi hutang bisa menjadi haram, jika terkait dengan hal-hal yang melanggar aturan syariat. Misalnya memberi hutang untuk membeli minuman keras, berjudi dan sebagainya. Rukun dan Syarat Hutang Piutang Rukun Hutang piutang qard ada tiga yaitu Dua orang yang berakad pemberi hutang dan orang yang berhutang,Syarat pemberi hutang antara lain ahli tabarru’ orang yang berbuat kebaikan yakni merdeka, baligh, berakal sehat, dan rasyid pandai serta dapat membedakan yang baik dan yang buruk.Syarat orang yang berhutang. Orang yang berhutang termasuk kategori orang yang mempunyai ahliyah al-muamalah kelayakan melakukan transaksi yakni merdeka, baligh dan berakal yang dihutangkanHarta yang dihutangkan berupa harta yang ada padanannya, seperti uang, barang-barang yang ditakar, ditimbang atau yang dihutangkan diketahui kadar dan ijab kabul Ucapan antara dua pihak yang memberi hutang dan orang yang berhutang. Ucapan ijab misalnya “Saya menghutangimu atau memberimu hutang” dan ucapan kabul misalnya “Saya menerima” atau “saya ridha” dan sebagainya. Ketentuan Hutang Piutang Pada dasarnya hutang piutang merupakan akad yang bersifat ta’awun tolong menolong. Walaupun demikian, sifat ta’awun itu bisa berujung permusuhan ataupun perselisihan jika salah satu atau kedua belah pihak yang berakad tidak mengetahui tentang ketentuan akad yang mereka lakukan. Untuk menghindari perselisihan yang tidak diinginkan, maka kedua belah pihak perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut Hutang piutang sangat dianjurkan untuk ditulis dan dipersaksikan walaupun tidak hutang tidak boleh mengambil keuntungan atau manfaat dari orang yang berhutang. Jika hal ini terjadi, maka termasuk kategori riba dan haram hutang dengan cara yang baik dan tidak dengan niat baik dan akan berhutang kecuali dalam keadaan darurat atau mendesak. Maksudnya kondisi yang tidak mungkin lagi baginya mencari jalan selain berhutang sementara keadaan sangat terjadi keterlambatan karena kesulitan keuangan, hendaklah orang yang berhutang memberitahukan kepada orang yang memberikan hutang, karena hal ini termasuk bagian dari menunaikan hak orang yang memberikan hutang. Jangan berdiam diri atau lari dari si pemberi hutang, karena akan memperparah keadaan, dan merubah tujuan menghutangkan yang awalnya sebagai wujud kasih sayang berubah menjadi permusuhan dan melunasi hutang Orang yang berhutang hendaknya berusaha melunasi hutangnya sesegera mungkin tatkala ia telah memiliki kemampuan untuk mengembalikan hutangnya itu. Sebab orang yang menunda-menunda pelunasan hutang padahal ia telah mampu, maka ia tergolong orang yang berbuat zalim. Memberikan tenggang waktu kepada orang yang sedang kesulitan dalam melunasi hutangnya setelah jatuh tempo. Tambahan dalam Hutang piutang Ada dua macam penambahan pada qard hutang piutang, yakni Penambahan yang disyaratkan. Demikian ini dilarang berdasarkan ijmak kesepakatan para ulama. Begitu juga manfaat yang disyaratkan, seperti perkataan “Aku memberi hutang kepadamu dengan syarat kamu memberi hak kepadaku untuk memakai sepatumu atau menggunakan motormu.” atau manfaat lainnya karena yang demikian termasuk rekayasa dan menjadi riba. Penambahan yang tidak disyaratkan. Ketika seseorang melunasi hutang kemudian memberi tambahan melebihi hutangnya sebagai wujud balas budi ataupun terima kasih karena sudah ditolong sehingga terbebas dari kesulitan maka hukumnya boleh. Adab Hutang Piutang Adapun adab atau etika hutang piutang dalam Islam sebagai berikut Seorang yang memberikan hutang tidak mengambil keuntungan dari apa yang perjanjian secara tertulis disertai dengan saksi yang bisa yang berhutang harus berniat dengan sungguh-sungguh untuk melunasi hutangnya dengan harta yang pada orang yang berpenghasilan dalam keadaan darurat atau terdesak boleh melakukan hutang piutang disertakan dengan jual ada keterlambatan dalam pengembalian atau pelunasan hutang, maka segera memberitahukan kepada pihak yang berpiutang dengan yang berpiutang hendaknya memberikan toleransi waktu atau menangguhkan hutang jika pihak yang berhutang mengalami kesulitan dalam uang hasil berhutang dengan kepada orang yang berpiutang atas bantuannya. Hikmah Hutang Piutang Bagi orang yang berpiutang, antara lainMenambah rasa syukur kepada Allah Swt. atas karunia-Nya berupa kelapangan sikap peduli dan empati terhadap orang yang rasa solidaritas terhadap sesama tali silaturahim dan pahala karena sebagai ladang untuk yang berhutang, antara lainMenguji kesabaran dan hidup menjadi hidup menjadi lebih membantu terpenuhi kebutuhan membuka lapangan usaha dengan modal uang hasil berhutang. Related postsKunci Jawaban Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 11 SMA, MA, SMK Halaman 42 Kurikulum MerdekaCara Jualan OnlineSEO Google LengkapBacklink GratisReinforcement Learning from Human Feedback RLHF Apa, Tujuan, Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 SMP, MTS Halaman 45, 46 Kurikulum Merdeka
hukum hutang piutang barang dagangan