Jumatberjalan seperti biasa. Duo Xi begitu bersemangat sebab agenda Jumat pagi selepas Subuhan adalah meluncur ke pasar dengan mengayuh sepeda. Saya mengayuh sepeda Polygon yang saya beli dalam keadaan bekas itu sementara si sulung menggenjot sepeda Phoenix lungsuran dari kakak sepupunya. Sepeda-sepeda yang istimewa. Polygon hijau muda sangat nyaman meskipun lapisan di ujung sadelnya 65Suka, 21 Komentar. Video TikTok dari padhangbulan (@padhang_bulan): "Berdoa itu seperti halnya mengayuh sepeda.. pelan2 tp akan mengantarmu pada tujuan 😇". Percayalah semua doa2 kita kpd Allah itu akan dikabulkan di saat kita butuh Bukan di saat kita ingin😇🥰. suara asli - Sajakcinta.id. DalamIslam, sangat dianjurkan untuk mengulang doa layaknya mengayuh sepeda. Ada banyak keistimewaan mengulang doa dalam Islam, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Sunnah Rasulullah Mengulangi doa adalah kebiasaan dari Rasulullah yang harusnya menjadi teladan yang baik bagi kita. Dari Ibnu Mas'ud radiyallahu 'anhu, Dalamrangka menyambut Bulan Suci Ramadhan dan sebagai wujud nyata kepedulian Polri terhadap masyarakat yang terdampak Covid-19, Polres Payakumbuh bersama Bhayangkari Cabang Payakumbuh menggelar "Gerakan Bhakti Sosial Polri Peduli Covid-19" dengan membagikan 175 paket sembako kepada masyarakat, Selasa (21/4). "175 paket sembako yang masing-masing terdiri dari beras 5 kg, telur 10 buah Olahraga perlu, olah rasa dan olah jiwa lebih perlu. Masih banyak orang-orang baik di luar sana yang bisa menjadi guru kehidupan Kita. Semoga Tulisan berdoaitu seperti mengayuh sepeda. jangan berhenti. terus saja lakukan. jika Allah sudah berkehendak, doa pasti akan terkabul. @lynda_momoy oHnR9. Para frater bersiap-siap dengan sepeda masing-masing ziarah ke Gua Maria Sriningsih. Foto Kelvin T – SETIAP bulan Mei dan Oktober, komunitas kami yakni Seminari Tinggi Anging Mammiri Yogyakarta Rumah studi bagi para frater Kauskupan Agung Makassar selalu mengadakan kegiatan ziarah bersama ke gua Maria. Di Yogjakarta sendiri ada banyak gua Maria sehingga kami memiliki beragam pilihan untuk berziarah. Perjalanan menuju tempat ziarah sudah pasti menggunakan sepeda, kecuali jika gua Marianya terletak di luar DI Yogyakarta. Momen ziarah ini menjadi pengalaman yang sangat mengesankan karena sudah pasti akan ada pengalaman yang tak terlupakan. Lebih dari itu, momem ini menghadirkan suasana yang berbeda saat kita berdoa bersama Bunda Maria. Tahun ini di bulan Mei kami seharusnya mengadakan ziarah bersama, tetapi karena situasi pendemi Covid-19, pada akhirnya kegiatan ziarah ini ditiadakan. Begitu pun pada tahun kemarin 2020, kami tak pernah lagi mengadakan ziarah bersama, sehingga bisa dikatakan bahwa terakhir kali kami berziarah pada bulan Oktober 2019. Adapun tempat ziarah kami pada waktu itu adalah Gua Maria Sendang Sriningsih, Prambanan, Yogyakarta. Peziarahan kami laksanakan pada tanggal 17 Oktober 2019. Pada saat berziarah, jumlah frater di komunitas kami kami ada 30 orang ditambah tiga romo pembimbing. Dari Jalan Kaliurang Km 7,4 Yogykarta, alamat seminari kami, perjalanan dibagi tiga kelompok agar kami tidak terlalu memenuhi jalan dan supaya koordinasi perjalanan bisa dikontrol dengan baik. Pada saat itu, saya sendiri masuk dalam kelompok dua. Karena para frater seolah ingin bersaing untuk mencari jalur alternatif, akhirnya teknologi google Maps juga digunakan. Namun, ternyata jalan alternatif ini justru menyesatkan dua kelompok termasuk kelompok saya sendiri. Ada beberapa kawan yang sampai emosi karena kami belum juga sampai di Jalan Solo yang menjadi jalur utama. Selain karena kami yang tersesat, ternyata kelompok lain juga memiliki permasalahnnya masing-masing. Ada yang ban sepedanya bocor, ada pula yang harus menunggu lama di SPBU karena salah seorang anggota kelompok kebelet ke toilet. Setelah melewati berbagai persoalan tersebut, kami akhirnya berkumpul di salah salah satu titik di jalan Solo, kira-kira dua kilometer dari Candi Prambanan. Saat semuanya sudah berkumpul, perjalanan kemudian dilanjutkan namun tetap terbagi dalam kelompok. Seingat saya, pada saat itu sedang musim kemarau sehingga cuaca begitu panas. Debu ada di mana-mana. Namun, kami tetap melanjutkan perjalanan dan saya sendiri yakin bahwa semuanya akan terbayar pada saat kami tiba tempat tujuan nanti. Sepanjang perjalanan, panas terik matahari seolah tak terasa saat saya disuguhi pemandangan pesawahan yang menguning, ladang jagung yang akan segera dipanen dan senyum dari orang-orang yang kami jumpai di jalan. Setelah perjalanan dengan berbagai pergulatan tadi, akhirnya kami tiba di Gereja Katolik St. Maria Marganingsih. Namun, ternyata perjalanan belum selesai, kami harus mendaki lagi untuk sampai di gua Maria. Dengan susah payah, kami mengayuh sepeda, bahkan ada beberapa teman yang harus menuntun sepeda karena tak mampu lagi mengayuh. Akhinya kami sampai di lokasi Gua Maria Sriningsih. Kami merayakan Ekaristi kudus dipimpin oleh Romo Anthon Michael, salah seorang formator kami. Saya langsung merasakan suasana yang berbeda; kesejukan, aura yang sakral serta kedamaian di tengah rimbunan pepohonan. Tempat ini memang berbeda dari sekitarnya. Jika dalam perjalanan tadi saya banyak melihat tanah yang kering, dan pohon yang berguguran, di sini justru sangat berbeda. Tempat ini pada akhirnya memang pantas disebut Sriningsih perantara rahmat Tuhan. Selain karena adanya sendang yang menyejukkan dan menyuburkan tumbuhan di sekitarnya, adanya tempat ini juga menjadi sumber rezeki bagi penduduk setempat. Saya meperhatikan ada beberapa orang yang membuka usaha di sekitar lokai gua seperti membuka warung makan dan toko rosario. Saat tiba di pelataran gua, kami terlebih dahulu beristirahat dan berbenah diri, mencoba memulihkan tenaga setelah bersepeda sejauh hampir 30 km. Beruntunglah sebuah keluarga menyiapkan suguhan teh hangat dan snack yang sungguh mengobati rasa lelah dan perut kami yang mulai keroncongan. Keluarga tersebut menyambut kami dengan sukacita dan dengan senang hati menyajikan makanan untuk kami. Setelah urusan energi dan perut sudah selesai, kami kemudian membersihkan diri. Tepat di bawa pelataran gua Maria, terdapat kompleks kamar mandi sehingga kami bisa membersihkan diri dengan nyaman. Setelah semuanya beres, kami kemudian merayakan Ekaristi di sebuah kapel Joglo yang ada di samping gua. Ekaristi dipimpin oleh Romo Anthon Michael, salah seorang formator kami. Bagian khotbah diganti dengan sharing dari perwakilan masing-masing kelompok. Tentu saja para perwakilan menyajiian kisahnya dengan sangat baik diramu dengan berbagai kekonyalan yang terjadi di sepanjang jalan. Lebih dari itu frater-frater yang bersharing menganalogikan perjalanan yang melelahkan ini layaknya sebuah panggilan untuk menjadi pelayan Tuhan. Panasnya matahari, dan lelahnya raga tak menghalangi kaki untuk mengayuh sepeda sampai di tujuan. Dalam hal ini mengayuh sepeda layaknya kesetiaan kita pada panggilan walaupun di perjalanan ada begitu banyak rintangan. Sehabis Misa, kami kemudian melanjutkan dengan devosi pribadi kepada Bunda Maria. Saya sendiri tak langssung berdoa tetapi mencari tempat untuk duduk sembari menikmati suasana di lokasi gua Maria ini. Saya memperhatikan beberapa kelompok yang juga datang untuk berdoa. Padahal waktu itu kami datang pada hari Kamis, namun tetap saja tempat ini cukup ramai. Saya melihat bahwa memang ada banyak umat beriman yang sangat tekun berdevosi kepada Bunda Maria. Tentu saja, cara beriman ini adalah sesuatu yang patut disyukuri. Kami berfoto bersama di depan Gua Maria Sriningsih. Saat pelataran gua sudah mulai sepi, saya kemudia mengambil tempat untuk berdoa. Saya duduk tepat di bawah pohon cendana yang teduh. Situasi ini juga menambah keteduhan di hati saya. Doa Salam Maria saya lantunkan perlahan-lahan dalam hati di samping teman-teman yang juga sedang khusyuk berdoa. Bersama Bunda, saya memanjatkan intensi terutama semoga ia senanti menemani dalam jalan pangilan saya untuk menjadi pelayan Puteranya. Misa dan doa pribadi telah selasai. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah mengabadikan peziarahan kami hari ini. Kami berfoto bersama sebagai sebuah komunitas di antara dua pohon cendana di depan gua Maria. Saya rasa tempat ini adalah spot foto paling faforit. Selain karena langsung berada di depan gua Maria, kehadiran dua pohon cendana turut menperindah latar belakang foto. Pada sekitar jam tiga sore kami perlahan-lahan berrbenah, bersiap-siap untuk pulang. Sekali lagi, jarak yang jauh akan menjadi pergulatan kami dalam perjalanan pulang ini. Fr. Kelvin Tandiayu,Yogyakarta Bagi sebagian orang bersepeda merupakan bagian dari hobi. Selain menyenangkan bermain sepeda juga dapat menyehatkan dan menambah kebugaran badan. Di era media sosial saat ini mungkin sering kita lihat orang-orang berfoto dengan sepedanya, baik itu Sepeda Gunung MTB, Sepeda Balap, Sepeda Hybrid Hybrid Bike, Sepeda BMX, Sepeda Lipat, Sepeda Fixie ataupun Sepeda Onthel. Tidak ada salahnya jika kita mengabadikan momen bersepeda kita di dunia maya seperti media sosial facebook, instagram, twitter berupa foto, atau bahkan di youtube berupa video. Akan tetapi tak lengkap rasanya jika sebuah postingan foto dan video yang kita unggah / upload di media sosial tidak disertai dengan sebuah caption, yang berupa quotes, kata kata bijak, kata kata mutiara, kata kata lucu, filosofi sepeda, kata kata yang keren, atau kata kata motivasi. Berikut adalah kumpulan quotes kata kata bijak tentang mengayuh sepeda yang cocok untuk kamu jadikan sebagai status facebook atau caption instagram agar orang lain yang membacanya dapat terinpirasi. Salam gowes! Kata Kata Bijak Tentang Mengayuh Sepeda Kalau hidup ini seperti sepeda, aku berharap bisa mengayuh pedal ini bersama kamu. Ini seperti mengayuh sepeda di gurun pasir yang tak berujung. Begitulah hidup jika di gunakan hanya untuk mengeluh. Karena mengulang-ulang Doa itu seperti mengayuh Sepeda, suatu saat ia akan membawamu ke arah yang kamu tuju. Usaha tanpa doa bagai sepeda tanpa roda, mengayuh pedal tanpa maju sedikitpun. Hidup itu, seperti sedang mengayuh sebuah sepeda. Agar sepeda tetap seimbang, kita hrs slalu mengayuhnya. Hidup ini seperti mengendarai sepeda, untuk menjaga keseimbangan, kita harus tetap mengayuh - A. Einsten Hidup seperti mengayuh sepeda, teruslah bergerak agar kamu tidak terjatuh. Hidup ini seperti mengendarai sepeda. Kita akan melaju terus, selama kita masih mengayuh pedalnya. Hidup ini bagaikan naik sepeda. Kita tidak akan benar-benar jatuh kalau kita tidak berhenti mengayuh. Hidup itu seperti naik sepeda, jika kau berhenti mengayuh pasti akan jatuh. Maka berjalan lah terus walaupun jauh, lelah menghampiri setidaknya ada peluang hadirnya secercah harapan. Karena berdoa bagaikan mengayuh sepeda, kadang jatuh terluka, namun percayalah, kayuhanmu takkan sia sia. Ia akan sampai, tepat pada waktunya. Hanya saja, kayuhanmu tak boleh berhenti. Banyakin berdoa biar segala keinginanmu dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa dimanapun dan kapanpun seperti mengayuh sepeda dan yakin akan dekat dengan tujuan. 04 Januari 2022 Kita semua pasti pernah merasa, "kenapa ya doa saya tidak pernah terkabul?" Pikiran seperti itu wajar saja, tetapi tetap jangan pernah goyah dan selalu percaya bahwa Allah SWT akan mendengar serta mengabulkan doa-doa yang kita panjatkan suatu saat nanti. Kita juga jangan pernah menduakan-Nya ya karena selalu berpikir doanya tidak pernah dikabulkan. Jika merasa belum dikabulkan, maka bersabarlah. "Doa itu ibarat mengayuh sepeda, perlahan demi perlahan akan sampai pada tujuan." bahwa kita yang berdoa pasti akan mendapatkan sesuatu yang kita minta, selama kita tidak berhenti untuk melakukannya. Sampai atau tidaknya di tempat tujuan, semua tergantung berapa kali kita mengayuhnya. Jika baru dua atau tiga kali mengayuh sudah merasa lelah, lalu merasa masih jauh, hingga akhirnya berhenti di tengah jalan, maka bagaimana bisa sampai tujuan? Cepat atau lambat sampai pada tujuan, semua juga tergantung secepat apa kita mengayuhnya. Yang mengayuh dengan cepat akan tiba di tempat tujuan lebih cepat daripada yang mengayuh dengan lambat. Pada hakikatnya, doa-doa dengan niat yang baik tentu akan dijabah oleh Allah SWT meskipun tidak tahu kapan pastinya. Allah SWT berfirman dalam QS. Ghafir ayat 60 yang artinya Dan Tuhanmu berfirman "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." Sumber dari berbagai sumber Ilustrasi naik sepeda. iStockphoto Jakarta - Kata-kata bijak tentang sepeda memiliki arti yang dalam. Tak jarang, kata-kata bijak bersepeda dijadikan caption di media sosial. Bagi sebagian orang, bersepeda merupakan sebuah hobi. Ada juga yang bersepeda agar tubuhnya tetap sehat dan bugar, terutama pada masa pandemi COVID-19 seperti saat ini. Lirik Lagu Luka Lukaku - Langit Sore Lirik Lagu Sapu Nyere Pegat Simpai - Jawa Barat 40 Kata-Kata Romantis buat Pacar Sepeda menjadi barang yang viral dan banyak dicari akhir-akhir ini. Banyak orang yang memilih bersepeda demi menjaga kesehatan, kebugaran, serta sekadar melepas kepenatan. Semenjak adanya pandemi virus corona penyebab COVID-19, masyarakat diimbau tidak melakukan banyak aktivitas di luar rumah alias terbatas dalam melakukan berbagai kegiatan. Kondisi tersebut membuat banyak orang makin tak sabar beraktivitas di luar rumah, namun tetap sehat. Bersepeda banyak dipilih sebagai solusi untuk menyalurkan hobi sekaligus berolahraga lantaran dengan berolahraga, imunitas tetap terjaga. Di sisi lain, di era modern seperti saat ini, banyak orang yang tak hanya berolahraga saja, melainkan juga eksis dengan berfoto. Hal tersebut juga bisa terjadi pada orang yang suka bersepeda. Tak ada salahnya mengabadikan momen bersepeda dengan mengunggahnya ke media sosial. Saat mengunggah ke media sosial tersebut, tak lengkap jika tak ada caption. Kamu bisa memasukkan kata-kata bijak tentang sepeda dalam unggahanmu. Ada banyak kata-kata bijak tentang sepeda yang bisa dijadikan caption di media sosial. Berikut ini kata-kata bijak tentang sepeda, seperti dikutip dari laman Juproni dan Wordsmile, Kamis 11/6/2020. Ilustrasi Bersepeda Credit "Kalau hidup ini seperti sepeda, aku berharap bisa mengayuh pedal ini bersama kamu". 2. "Ini seperti mengayuh sepeda di gurun pasir yang tak berujung. Begitulah hidup jika digunakan hanya untuk mengeluh". 3. "Karena mengulang-ulang, doa itu seperti mengayuh sepeda. Suatu saat ia akan membawamu ke arah yang kamu tuju". 4. "Usaha tanpa doa bagai sepeda tanpa roda, mengayuh pedal tanpa maju sedikitpun". 5. "Hidup ini seperti mengendarai sepeda, untuk menjaga keseimbangan, kita harus tetap mengayuh". - A. Einsten 6. "Hidup seperti mengayuh sepeda, teruslah bergerak agar kamu tidak terjatuh". 7. "Hidup ini seperti mengendarai sepeda. Kita akan melaju terus, selama kita masih mengayuh pedalnya". 8. "Hidup ini bagaikan naik sepeda. Kita tidak akan benar-benar jatuh kalau kita tidak berhenti mengayuh".Ilustrasi Bersepeda Credit "Hidup itu seperti naik sepeda, jika kau berhenti mengayuh pasti akan jatuh. Maka berjalanlah terus walaupun jauh, lelah menghampiri setidaknya ada peluang hadirnya secercah harapan". 10. "Karena berdoa bagaikan mengayuh sepeda, kadang jatuh terluka, namun percayalah, kayuhanmu takkan sia sia. Ia akan sampai, tepat pada waktunya. Hanya saja, kayuhanmu tak boleh berhenti". 11. "Banyakin berdoa biar segala keinginanmu dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa di manapun dan kapanpun seperti mengayuh sepeda dan yakin akan dekat dengan tujuan". 12. "Sepeda ontel klasik akan selalu terlihat bagus dari masa ke masa jika kita merawatnya dengan tulus dan rajin; begitu juga dengan ilmu yang kita dapatkan, harus diberikan kepada orang lain dengan tulus juga, dan untuk mendapatkannya kita harus rajin". -Khrisna Pabichara 13. "Mencoba itu nggak salah. Lo dulu belajar naik sepeda juga pakai jatuh. Pasti pertamanya juga lo takut, kan? kalau lo terus bersahabat dengan rasa takut itu, gue yakin lo enggak bakal bisa naik sepeda sampai sekarang". -Christina Juzwar 14. "Mengelola sebuah bisnis sama seperti mengendarai sepeda, kalau kita terlalu lama berhenti mengayuhnya, kita akan jatuh". -Merry Riana. 15. "Sepeda adalah kendaraan paling efisien di planet ini, 50 kali lebih efisien daripada mobil, dan dua kali lebih efisien dari berjalan". -Godo Stoyke 16. "Kamu tidak bisa sedih saat mengendarai sepeda". 17. "Sepeda berarti kesederhanaan dan kesederhanaan berarti kebahagiaan!" -Mahmet Murat IldanIlustrasi bersepeda dok. Elmira18. "Hidup itu seperti sepeda sepuluh speed. Sebagian besar dari kita memiliki gigi sepeda yang tidak pernah kita gunakan". -Charles M. Schulz 19. "Perjalanan hidup itu seperti seseorang mengendarai sepeda. Kita tahu dia naik sepeda dan mulai bergerak. Kita tahu bahwa pada titik tertentu dia akan berhenti dan turun. Kita tahu bahwa jika dia berhenti bergerak dan tidak turun, dia akan jatuh". -William Golding 20. "Bersepeda adalah kehidupan dengan volume yang dinaikkan!" 21. "Komunikasi adalah keterampilan yang dapat kamu pelajari. Ini seperti mengendarai sepeda atau mengetik. Jika kamu bersedia meningkatkan kemampuan di sana, kamu dapat dengan cepat meningkatkan kualitas setiap bagian dari hidupmu". -Brian Tracy 22. "Mengendarai sepeda berarti kamu kuat secara fisik". 23. "Pendidikan adalah proses yang berkelanjutan, seperti sepeda… Jika kamu tidak mengayuh pedal, kamu tidak bergerak maju". - George Weah 24. "Mengendarai sepeda adalah puncak dari upaya manusia; efek lingkungan yang hampir netral ditambah dengan kemampuan untuk melakukan perjalanan jarak jauh tanpa mengganggu siapa pun. Sepeda adalah perpaduan sempurna antara teknologi dan energi manusia". -Jeremy Corbyn 25. "Menabrak adalah bagian dari bersepeda seperti menangis adalah bagian dari cinta". -Johan Museeuw 26. "Dalam hidup ini saya memiliki mental seperti orang yang bermain sepeda, bila saya tidak mengayuh sepeda maka saya akan jatuh, jika saya berhenti bekerja maka saya mati". - Habibie Sumber Juproni, WordsmileBerita video berbincang-bincang bersama striker Arema FC yang dijuluki Neymar, Kushedya Hari Yudo, soal pemain idola yang ternyata legenda Persija Jakarta dan Arsenal.

berdoa seperti mengayuh sepeda